Monday, January 21, 2008

ZUHUD LALU WUSHUL

"Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany "
Betapa indahnya orang yang mengakui dirinya hanya untuk Allah Ta’ala dengan segala nikmatNya, menyandarkan seluruhnya kepadaNya dan melepaskan diri, sebab akibat, upaya dan daya kekuatannya. Orang cerdaslah yang tidak menghitung amal-amalnya bagi Allah Azza wa-Jalla, tidak pula meminta balasan pada semua tingkah laku ruhaninya.
Tetapi anda sungguh celaka. Anda menyembah Allah Azza wa-Jalla tanpa didasari ilmu pengetahuan yang benar, anda melakukan zuhud tanpa prinsip pengetahuan, dan meraih kekayaan dunia tanpa pengetahuan yang benar. Semua itu adalah hijab demi hijab, keburukan demi keburukan, karena anda tidak membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, tidak membedakan mana mana yang membahagiakan dan mencelakakan anda, siapa kawan dan siapa lawan.
Semua karena kebodohan anda terhadap aturan Allah Azza wa-Jalla, disebabkan anda meninggalkan bakti kepada para syeikh, baik "syeikh ilmu" maupun "syeikh amal".
Para syeikh ilmu pengetahuan pertama-tama menunjukkan anda kepada Allah Azza Wa-Jalla, pertama dengan wacana, kemudian kedua dengan tindakan amaliah, yang kelak menyambungkan (wushul) anda kepada Allah Azza wa-Jalla. Wushul tersebut tidak akan pernah tergapai kecuali dengan ilmu dan zuhud di dunia, berpaling dari dunia lahir batin.
Bagi yang belajar zuhud maka dunia harus dikeluarkan dari tangannya, sedangkan orang zuhud yang hakiki, melakukan zuhud dengan mengeluarkan dunia dari dalam hatinya saja, sehingga lahir dan batin tidak ada dunia di tangannya. Panasnya api watak egonya remuk redam dan hawa nafsunya hancur hingga jiwanya tenteram dan keburukan jiwanya menyingkir.
Zuhud demikian bukan sekadar amaliyah yang anda raih dengan mudah, namun perlu langkah demi langkah:
Pertama, memandang perspektif dunia ini, sebagaimana cara para Nabi, Rasul, dan para Auliya serta Abdal yang senantiasa setiap zaman, dalam memandang dunia. Pandangan anda akan benar manakala mengikuti jejak pandang pendahulu itu baik dalam ucapan maupun tindakan.
Bila anda mengikuti pijakannya anda akan mampu memandang seperti cara mereka memandang. Begitu juga ketika anda berpijak pada tradisi kaum Sufi, ucapan maupun tindakan, sunyi atau pun dalam ramai, ilmiyah maupun amaliyah, secara formal maupun kontekstual, seperti puasa dan sholat mereka, anda juga meraih tindakan mereka juga bagaimana mereka harus meninggalkan, disamping anda mencintai mereka, maka
Anda akan mendapatkan limpahan cahaya Allah yang membuat anda bisa memandang diri anda dan orang lain, yang bisa memperlihatkan cacat-cacat dirimu dan orang lain, maka pada saat yang sama anda bisa memutuskan untuk zuhud secara total.
Bila zuhud demikian sukses anda akan mendapatkan limpahan cahaya taqarrub yang menyinari qalbu anda, lalu anda menjadi mu’min, muqin (orang yang yaqin), arif dan alim, sehingga anda bisa memandang rupa makhluk menurut bentuk dan makna hakikatnya.
Anda pun akhirnya dapat melihat dunia seperti mereka para Zahidin memandangnya, dimana mereka memandang dunia yang tampak adalah kotoran busuknya.
Namun dunia menurut pandangan penguasa seperti mahkota penganten yang cemerlang, sementara menurut kaum sufi dunia begitu hina.
Bungkus baju duniawi mereka robek, rambut kepala dunia mereka potong dan mereka timpukkan ke wajah dunia itu. Bahkan jika mereka mengambil dunia hanya karena terpaksa, alakadarnya, karena mereka berada dalam keluarga penghuni akhirat.
Anak-anak sekalian, jika zuhudmu benar di dunia, maka zuhudlah dari makhluk, dan jangan takut pada mereka, juga jangan berharap pada mereka dalam seluruh urusan anda, jangan pula anda terima, kecuali yang diperintahkan oleh Allah Azza wa-Jalla pada anda. Pada umumnya yang muncul dalam diri anda melalui ilham atau mimpi dimana hatimu merasa kontra dengan kemakhlukan ini.
Dan jika fisikmu merasa tenang, maka hal demikian tidak mengancammu dengan ketenangan hati. Sesuatu yang besar dan perjuangan luar biasa, karena ketenangan tidak bisa anda dapatkan sampai anda mematikan nafsu anda, watak ego anda, dan kesenangan dunia anda, kesenangan pada apa pun selain Allah.
Maka anda baru hidup melalui taqarrub kepadaNya. Suatu kematian yang kemudian anda dibangkitkan. Dan jika berkehendak Allah akan membangkitkan dirimu kepadaNya, lalu Allah mengembalikan dirimu ke arena publik agar anda berguna bagi mereka, dalam rangka mengembalikan mereka menuju kepada Pintu Allah Azza-Jalla .
Akan tiba padamu kecenderungan dunia dan akhirat agar anda meraih bagianmu, namun anda juga diberi kekuatan mental untuk menghadapi kerasnya dunia, karena kehadiran anda dalam rangka mengentaskan kesesatan mereka.
Namun jika anda tidak mampu, berdekat dalam taqarrub kepada Allah lebih terpuji dari yang lainnya, karena apa yang anda terima dari makhluk setelah anda dapatkan l-Khaliq yang menciptakan makhluk sebelum mereka ada, Pencipta segalanya, karena itu dosa anda seperti derasnya hujan.
Dan karenanya pula taubatmu harus setiap saat ketika berhadapan dengan dunia.
Camkan! Anda sia-sia! Anda lebih buruk! Anda lebih hancur-hancuran. Anda lebih memihak kesenangan. Anda hanyalah pelajaran belaka! Lihatlah kuburan sebagai pelajaran. Bicaralah dengan ahli kubur yang akan menjelaskan suasana dalam kuburan itu sendiri, pelajaran apa yang anda dapatkan di sana.
Anak-anak sekalian. Anda semua mengaku sangat berhasrat kepada Allah Azza waJalla, berhasrat kepada wali-waliNya. Namun aku menyatakan padamu, bukan menelanjangimu, karena aku bisa menilaimu melalui izin Allah Azza wa-Jalla untuk memotong leher orang-orang munafik yang dusta dalam ucapan dan tindakannya. Aku telah melakukan muhasabah kepada para syeikh berkali-kali hingga apa yang aku analisa benar.

Wahai penghuni bumi........ kalian telah membuat menu amal kalian, tanpa ada garamnya. Kemarilah, raihlah garam amalmu, hai munafiq. Ilmu dan garam keikhlasan sekaligus.
Tapi hai munafiq anda mengolah menu bercampur dengan kemunafikan, yang dalam waktu dekat malah berbalik padamu berubah jadi neraka.
Jika hati telah bersih, maka lahiriyahmu bersih pula. Hati adalah penggembala bagi fisik, jika hati teguh, akan teguh pula amaliyah fisikmu